...........
...........
Perahu kertasku kan melaju
membawa surat cinta bagimu
kata-kata yang sedikit gila
tapi ini adanya
............
............
Nafasku semakin sesak..
Bantal yang menutupi wajahku sejak lima menit yang lalu ternyata tidak membuatku lebih baik. Aku lalu melemparnya tanpa tujuan. Sayup-sayup masih kudengar lantunan lagu "Perahu Kertas" yang suaranya seakan tertelan oleh derasnya hujan di luar sana. Aku masih diam, memandang langit-langit, kuning.. Sial.
Aku masih berharap suatu hari nanti akan ada seorang pria yang bisa menemukan mesin pengganti langit-langit kamar otomatis. Ya, otomatis berubah sesuai emosi yang sedang dirasakan pemiliknya, seperti yang sedang kurasakan saat ini.
Aku ingin langit-langitku berubah menjadi langit yang segera tertutup awan mendung menghitam yang dalam hitungan detik akan memuntahkan semua air yang dibawanya ke tubuhku disertai angin kencang dan kilatan-kilatan cahaya petir yang berlomba-lomba ingin menyentuhku disusul dengan gemuruh suaranya yang begitu angkuh menyapaku..
Aku tak akan lari, tak akan sembunyi! Karena semua masih dalam bentuk 3D+, tanpa perlu kacamata.
Aku ingin langit-langitku berubah menjadi langit yang segera tertutup awan mendung menghitam yang dalam hitungan detik akan memuntahkan semua air yang dibawanya ke tubuhku disertai angin kencang dan kilatan-kilatan cahaya petir yang berlomba-lomba ingin menyentuhku disusul dengan gemuruh suaranya yang begitu angkuh menyapaku..
Aku tak akan lari, tak akan sembunyi! Karena semua masih dalam bentuk 3D+, tanpa perlu kacamata.
Aku dengan senang hati tentu saja bersedia menikah dengan sang pria penemu itu, tapi masalahnya tentu saja juga, apakah dia bersedia menikah denganku dan..
("`з´)_,/(>_<)
"Aaawww!! Sakiitt DI!?"
"So stop."
(ˇ_ˇ")
("`з´)_,/(>_<)
"Aaawww!! Sakiitt DI!?"
"So stop."
(ˇ_ˇ")
*tarik nafas*
Entah kapan saya bisa main film dengan scene seperti itu. Imajinasi yang mengambang disertai lagu yang membuat saya mengambang juga, bisa menimbulkan efek di luar dugaan (buat saya). Tapi, saya ini realistis kok. Pria penemu itu mungkin gak ada. Atau, kalaupun ada saya pasti sudah semakin bertambah tua menunggunya. Untuk itu, sebagai gantinya saya akan mencari pria yang bisa membuat saya tertidur di bahunya dikala kami sedang asyik memandang langit (yang gak terlalu cerah dan gak terlalu mendung, heh).
Kami sedang berada di belakang truk, di atas tumpukan jerami, tanpa bau tanpa binatang. Mobil kami tiba-tiba mogok di tengah jalan dan kami terpaksa menumpang truk yang lewat kalau kami tidak ingin kemalaman di jalan menuju sebuah desa di pinggiran New Zealand. Saya gak mau capek mendeskripsikan apa yang kami lihat sepanjang perjalanan, jadi..
Iyaa, saya tau kamu mau tanya truknya di mana kan? Ya gak kelihatan lah. Kami lagi parkir di pinggir jalan. Supirnya mau buang air, heh. Nih..
Stop! Jangan tanya saya dan dia ada di mana! You have no right! :))
Daan, kami sampai!
Daan, kami sampai!
Agak berantakan sih memang, maklum rumah ini baru akan kami tempati. Tapi, lihat deh halaman belakangnya..
Heheh.. Kami berdua duduk di situ seharian..
Ok cukup!
Saya sedang menikmati lantunan lagu "Perahu Kertas" yang sudah saya putar ulang lebih dari seratus kali, belum dua ratus kali. Sayang, pemutar musiknya gak punya tombol repeat. Jadi, saya harus bolak-balik pencet tombol play ketika saya sadar lagunya sudah habis. Maklum, saat ini saya sedang multi tasking di kantor. Kesadaran saya terbagi-bagi. Mungkin terbaca mustahil, di tahun 2013 ini masih ada pemutar musik yang gak punya tombol repeat. Mmm, atau saya yang gak bisa menemukan tombol repeat nya. Terserah lah yaa.
Saya bosaaaaaaaaaaaaaaaaan dengan pekerjaan sayaaaaaaaaaaaaaaaaa!!
Ok cukup!
Saya sedang menikmati lantunan lagu "Perahu Kertas" yang sudah saya putar ulang lebih dari seratus kali, belum dua ratus kali. Sayang, pemutar musiknya gak punya tombol repeat. Jadi, saya harus bolak-balik pencet tombol play ketika saya sadar lagunya sudah habis. Maklum, saat ini saya sedang multi tasking di kantor. Kesadaran saya terbagi-bagi. Mungkin terbaca mustahil, di tahun 2013 ini masih ada pemutar musik yang gak punya tombol repeat. Mmm, atau saya yang gak bisa menemukan tombol repeat nya. Terserah lah yaa.
Saya bosaaaaaaaaaaaaaaaaan dengan pekerjaan sayaaaaaaaaaaaaaaaaa!!
Щ(º̩̩́Дº̩̩̀ Щ)
Maaf ya tiba-tiba jeritnya walaupun gak kedengaran. Saya sedang belajar untuk lebih 'vokal' sekarang.
Suhh! Ini sebenarnya efek dari kebosanan yang sudah menahun hampir infeksi di dalam hati saya karena belum ada yang bisa saya lakukan. Imajinasi saya meradang. Yah setidaknya otak dan hati saya masih terus produktif.
Saya butuh pekerjaan baru, hidup baru. Saya ingin menempuh hidup baru..
Mohon untuk tidak berfikir ke arah sana, karena saya masih di sini.
Bukan hidup baru yang itu teman. Hidup baru jenis itu membutuhkan manusia tipe L. Saya belum ketemu L yang baru sedangkan L saya yang lama sudah... Sudahlah gak perlu dibahas :))
Saya serius. Tiga tahun terakhir kebosanan akan pekerjaan yang telah bertahun-tahun saya jalani berimbas kepada kehidupan saya yang lain. Ya walaupun hidup saya yang lain gak banyak juga selain kerja, eh.
So I pray, asking both of them and I got it, both, di atas kereta.
?
Inikah yang saya mau?
Enggak, bukan..
Bukan hidup jenis ini yang saya inginkan. Bahkan saya gak tau, apakah ini termasuk kategori hidup baru atau bukan. Mungkin ini pekerjaan baru, tapi bukan hidup baru buat saya. Saya mengabaikannya bahkan menolaknya. Tapi, kemudian ia kembali lagi. Satu tahun terlewati hanya untuk memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi bila saya menerimanya. Saya emang ribet, kompleks menghitung segala sesuatunya dari A-Z, plus dari 1-10. Berfikir terlalu jauh, padahal yang saya butuhkan cuma satu, niat.
"Cubit Adis!"
(┌_┐)
Niat gak sih saya? Kalau dari awal niat aja gak ada ya emang susah. Balikin telapak tangan juga gak bisa kan kalau gak niat? So simple, tapi tentu saja belum cukup. He eh, belum cukup.
Ok ok cukup, kali ini beneran cukup!
Tulisan ini bisa makin absurd kalau saya teruskan.
Da.
PS. Ini tulisan yang saya ambil dari note saya di facebook 21 Januari 2013.
Just so you know, I'm still the same person.. The lazy person.
:))
Suhh! Ini sebenarnya efek dari kebosanan yang sudah menahun hampir infeksi di dalam hati saya karena belum ada yang bisa saya lakukan. Imajinasi saya meradang. Yah setidaknya otak dan hati saya masih terus produktif.
Saya butuh pekerjaan baru, hidup baru. Saya ingin menempuh hidup baru..
Mohon untuk tidak berfikir ke arah sana, karena saya masih di sini.
Bukan hidup baru yang itu teman. Hidup baru jenis itu membutuhkan manusia tipe L. Saya belum ketemu L yang baru sedangkan L saya yang lama sudah... Sudahlah gak perlu dibahas :))
Saya serius. Tiga tahun terakhir kebosanan akan pekerjaan yang telah bertahun-tahun saya jalani berimbas kepada kehidupan saya yang lain. Ya walaupun hidup saya yang lain gak banyak juga selain kerja, eh.
So I pray, asking both of them and I got it, both, di atas kereta.
?
Inikah yang saya mau?
Enggak, bukan..
Bukan hidup jenis ini yang saya inginkan. Bahkan saya gak tau, apakah ini termasuk kategori hidup baru atau bukan. Mungkin ini pekerjaan baru, tapi bukan hidup baru buat saya. Saya mengabaikannya bahkan menolaknya. Tapi, kemudian ia kembali lagi. Satu tahun terlewati hanya untuk memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi bila saya menerimanya. Saya emang ribet, kompleks menghitung segala sesuatunya dari A-Z, plus dari 1-10. Berfikir terlalu jauh, padahal yang saya butuhkan cuma satu, niat.
"Cubit Adis!"
(┌_┐)
Niat gak sih saya? Kalau dari awal niat aja gak ada ya emang susah. Balikin telapak tangan juga gak bisa kan kalau gak niat? So simple, tapi tentu saja belum cukup. He eh, belum cukup.
Ok ok cukup, kali ini beneran cukup!
Tulisan ini bisa makin absurd kalau saya teruskan.
Da.
PS. Ini tulisan yang saya ambil dari note saya di facebook 21 Januari 2013.
Just so you know, I'm still the same person.. The lazy person.
:))