Main Pilih

"Amir Khan atau Shah Rukh Khan?"
"Jangaaan (ˇεˇ)-c<´˛`”). Jangan yang ituu!"
"Gak bisaa, Pilih cepaat!"
"Jangaan laah DIII!"

"Tadi perjanjiannya apa?!" (" `з´ )_,/"(>˛<!)
"Iyaa! Tapii, aku tau kamu sengajaa kaan?!"  Щ(º̩̩́Дº̩̩̀ Щ)
"Suka-suka aku lah!"
"Curang!" (‾~‾“)
 "Hehh! Tadi perjanjian kita apa?! Memangnya tadi ada kamu batasi pilihannya?! Pokoknya tadi perjanjiannya, kita main pilih-pilih. Aku kasi kamu dua pilihan, kamu harus pilih satu! Gitu kaan?!"
"Aku pilih dua-duanya."
"Gak boleh!"
"Gak pilih siapa-siapa kalau gitu."
"Manaa bisaa!"
"Pas!"
(" `з´ )_,/"(>˛<!)
(¬_¬")
"Cepat!"
"Aku gak bisa DI.."
"Gak usah lebay!"
"Oh iyaa DIII, aku baru ingat ada janji mau ke.."
"Cepat jawab, kalau gak, sampai kiamat aku gak akan mau main lagi."
"Yaah, mati dong kita.."
".........."
"Yaa yaa.."
".........."
"Mmmm, aku pilih siapa yaa?"
"Cepat.."
"Kalau kamu pilih siapa DI?"
"Adiisstt!"
"Yaaa.. Mmmm.."
"......."
"Mmmm, kalau aku pilih Amir, nanti... Kalau aku pilih Shah Rukh... Aahh! Aku bingung!"
"Bingung apanyaa?"
"Ya bingunglah, kalau aku pilih salah satu dari mereka, nanti pasti ada yang gak enak hati.. Aku kan gak mau gitu DI, yang gak kupilih pasti marah sama aku, gak mau ah.. Lagian kasian kan yang gak kupilih.."
"Apaaa! Ya ampuun! Dist jangan buat aku marah lah, cepat pilih gaakk!"
(۳˘̶̀Д˘̶́)۳
"Hahah, yaa tunggu napa, aku kan lagi mikir. Siapa suruh kamu kasi pilihan yang susah gini. Makanya jangan curang.."
"Aku gak curang!"
"Lah ni buktinya.."
"Ya kan suka-suka aku!"
"Nah.."
"Cepat pilih gaaakkkk!"
"Iyaa.. Isshh sensi amat sih malam ini? Jerit-jerit aja dari tadi.."
"Kan kamu yang cari pasal! Kamu yang buat aku kayak ginii! Ini udah malam Dist. Dari tadi aku baru kasi pilihan ini dan kamu gak bisa milih, malah ngomongnya jadi kemana-mana. Kalau untuk satu pilihan aja kamu jawabnya selama ini, kapan kita selesaaii mainnyaaa?!"
"Hehe.."
"Cengengesan terus! Besok kalau kamu bangun telat, nyalahinnya ke aku!"
"Hehe, gak lah.. Aku ngetes tingkat kesabaran kamu aja, lagian aku belum ngantuk.."
"Udah gak usah banyak cerita! Ni mau dilanjutin atau enggak?"
"Eh mau mau! Isshh.."
"Makanya cepat!"
"Mmm, memangnya pilihannya sampai berapa ya?"
"Sepuluh!"
"Ooohhh... Cuma sepuluh nya.."
"Cuma? Satu aja kamu ribetnya gini Diisstt. Udah hampir sejam kita gini-gini aja dari tadi!"
"Ya kan aku bingung DI.."
"......."
"Mmmm.. Apa ya DI..?"
"....."
"DI, kalau gak ganti pilihan aja ya? Kan banyak tu pilihan yang lain. Misalnya kamu kasi pilihan, kuning atau cream pucat? Aku pilih kuning. Atau.. Pantai atau parit? Aku pilih pantai! Mmm, kalau gak.. Martabak atau coklat, eh jangan. Martabak atau tumis genjer? Aku pilih martabak! Gitu.. Kan gampang!"
"Kamu main sendiri aja kalau gitu."
"Mana enak main sendiri, kan gak seru."
"Makanya jangan protes kalau mau main sama aku."
"Aku gak protes loo.. Kan kasi ide loo.. Kasi saran biar kita sama-sama gampang.. Gitu loo.."
"Tadi yang kamu bilang di awal-awal apa?!"
"Yang mana? ... Oh yang itu ya? Gak lah.. Itu lidah aku yang khilaf, hehe.."
"....."
"Iisshh, jangan gitu kali kenapa liatnya.."
"......"
"Yayaya, jangan marah lah.. Mmmm.."
"Aku hitung sampai 10. Kalau kamu gak jawab aku enceng! Satu.."
"Iisshh, kok pake dihitung?"
"Dua."
"Ish DI, aku gak bisa mikir kalau dicepat-cepatin gini.."
"Tiga."
"Iiisssshhh, mmmm.."
"Empat."
"Bentar-bentar, ada telp masuk ni.."
"Lima."
"Aahhh, bentar kenapaaa.. Kan ada telp, mau jawab dulu.."
"Gak usah nipu, gak ada telp masuk, udah kebaca, enam."
 Щ(º̩̩́Дº̩̩̀ Щ)
"Tujuh."
"Tungguuuuu!"
"Lapan"
"Baru ingat! Tadi ada beli coklat!"
"Sembilan!!"
"Oke oke! Gak usah gitu kali bilangnya, biasa aja intonasinya. Aku pilih ni.."
"Udah gak usah! Enceng! Aku capek! Pikirin sendiri sampai kiamat!"
"DIII.. DIII.. Iya ini aku piliihhhhh! ..... Yah marah.. Ck.. Gitu aja marah..."
(́_̀)

0 komentar:

Posting Komentar