Postingan sebelumnya, baca ini.
Permainan dialog itu, hasil olahan analisa semua prasangka buruk yang terinspirasi dari twitwar aslinya. Tentu saja, setelah saya plesetin kemana-kemana. Karena twitwar aslinya, sangat gak layak untuk dibaca, apalagi saya tuliskan ulang atau parahnya, saya tampilkan screenshotnya.
Semuanya cuma berawal dari mention yang gak (belum) dibalas. Awalnya suka, berubah menjadi kesal, lalu kemudian marah. Ibaratnya seperti menanam benih. Anggap saja benih mention namanya. Benih tersebut dipupuk rasa ketidaksabaran, yang membuatnya tumbuh menjadi tunas kesal. Tunas tersebut kemudian disirami rasa ketidakikhlasan + pengharapan imbalan atas apa yang sudah dilakukan (di twitter), membuatnya terus bertambah besar menjadi pohon prasangka yang pada akhirnya berbuahkan penghakiman.
Permainan dialog itu, hasil olahan analisa semua prasangka buruk yang terinspirasi dari twitwar aslinya. Tentu saja, setelah saya plesetin kemana-kemana. Karena twitwar aslinya, sangat gak layak untuk dibaca, apalagi saya tuliskan ulang atau parahnya, saya tampilkan screenshotnya.
pic taken from here |
Masalah semakin melebar, kubu pembela secara otomatis terbentuk, melindungi sosok yang mereka sukai. Kuantitas prasangka buruk semakin meningkat, perang penghakiman semakin gencar menyesaki dalam wujud caci maki.. gak akan ada habisnya..
Not judging them, but me, my self.
I know how it feels, clearly..
Ngertiiii banget, karena saya dulu juga gitu, tapi hanya sebatas memendam rasa kecewa dalam hati (⌒˛⌒ )
Dulu ("gak dulu-dulu banget lah.."), di twitter, ada 2 orang yang membuat saya kesemsem dan pengen banget bisa berinteraksi dengan mereka. Mereka bukan dari kalangan selebritis, tapi pastinya jauh lebih terkenal dibandingkan saya.. (ˇ_ˇ")
"Haahhaa.. Aku tau siapa! Tulis dong dist.."
"Mmmm, satunya pengarang buku, yang semua seri bukunya aku punya. Satunya lagi.."
"Cluenya aja.."
"Gak ah, ntar ketauan, aku malu.. Pokoknya aku senang baca isi twitter mereka. Satunya bikin aku ngakak, paling banter senyum. Satunya lagi, dia punya segudang informasi di balik layar tentang *********"
"Yee.. kalau disensor semua hurufnya kayak gitu, mana ada yang tau!"
"Emang aku gak mau kasi tau. Kan yang penting kamu tau, ya kaan? Sini.. (っ˘з˘)っmmuaacchh!"
"I told you. Don't kiss me!" (¬_¬)--o(✗_✗)
Jadilah saya mencoba menyapa mereka berdua..
Satu kali, gak ada balasan. Saya menunggu sampai besoknya, gak ada.
"Gak keliatan kali dist.. mention kamu kan kecil, kayak badanmu. Jadinya mungkin kejepit sama yang lain.."Gak patah kaki, saya mention lagi + komen fotonya. Gak ada juga..
"Sabar Nduk, followernya ribuan.."
"Buh.."
Di angkot lagi sepi, saya online dan paas bener, dianya lagi online! Tuh liat aja tweetnya dia, baru 5 detik yang lalu! Saya semangat bener, mention dengan pengharapan dan ge-er gila-gilaan mention saya akan dibalas. Tapi, apa daya..
( '́⌣'̀ )/(´._.`)
Gak bohong, saya kecewa, kesal dan ya itu tadi, mikir yang jelek, berprasangka buruk, hingga akhirnya kata-kata penghakiman keluar dari mulut saya, walaupun gak sampai ketok palu. Setelah capek ngomel sendiri gak nentu, saya pun tobat nasuha, heheh.
Hmm..
Masalah ini mungkin terlihat sepele buat beberapa orang dan penting buat orang lainnya, terutama orang-orang yang sangat mengidolakan seseorang dan ingin berinteraksi dengannya. Pasti rasanya seneeengg banget kalau orang yang kita kagumi mau berinteraksi dengan kita, walaupun hanya di dunia maya dan hanya sekedar say "hi.."
Saya sendiri, sejak kejadian mention bertepuk sebelah tangan itu, gak pernah lagi mencoba untuk melakukan hal yang sama, hahaa.
"Aahh.. Adist payah!"
"Gpp.." :')
"Gitu aja udah nyerah, belum juga nyampe 10 mention. Katanya nge-fans?!"
"Nge-fans kan gak harus mention DI.." :)
Ya, untuk hal ini, buat saya semuanya balik lagi ke tujuan awal, niat awal kita buat follow mereka di twitter. Kalau buat saya, itu karena saya suka mereka, saya kagum sama mereka, plus, baca timeline mereka adalah salah satu hiburan buat saya, cukup. Buat saya pribadi, semua hubungan yang terjalin itu harus tulus, ikhlas, gak mengharapkan imbalan. Apalagi, hubungan yang terjadi cuma hubungan satu arah. Dari awal saya sudah harus sadar konsekuensinya.
Saya kagum sama orang yang terus, gak patah semangat, gak marah-marah, walaupun ribuan mention mereka gak (belum) dibalas. Keep that! (•̀_•́)ง
Saya sih gak bisa gitu, wong 2 mention gak dibalas aja, saya udah yang ntah cemana-cemana.
Hehe.. gitu deh kira-kira.
Udah dulu ya, tetap positive thinking, happy twitter! ♪(´▿`♪)♬
Saya kagum sama orang yang terus, gak patah semangat, gak marah-marah, walaupun ribuan mention mereka gak (belum) dibalas. Keep that! (•̀_•́)ง
"Eh, ngerti kan maksud saya yang "ntah cemana-cemana"? Hehe.."So, daripada saya nambah dosa, marah-marah gak jelas, saya lebih milih jalanin profesi jadi ghost reader aja.
Hehe.. gitu deh kira-kira.
Udah dulu ya, tetap positive thinking, happy twitter! ♪(´▿`♪)♬
0 komentar:
Posting Komentar