Sejak 3 hari yang lalu, saya memang sangat ingin menuliskan ini. Mumpung beritanya masih hangat. Sebenarnya gpp juga sih kalau gak hangat lagi, ntar saya hangatkan sendiri di rice cooker #tahapa.
Kemenangannya memang sudah diprediksi banyak orang, mungkin jauh sebelum malam penentuan beberapa hari yang lalu. Banyak yang bilang, Ia memang pantas. Saya juga bilang seperti itu untuk kemudian saya tuliskan seperti ini.
Regina..
Hmm, saya gak mau nulis tentang suaranya, tapi cerita 6x gagal ikut audisi yang terbawa bersamanya. Ketiga juri memujinya, masyarakat Indonesia mengamininya.
Saya sendiri udah 'jatuh cinta' pada pandangan dan pendengaran pertama saat melihatnya di babak audisi. Mungkin karena dia nyanyiin lagu Adele kali yaa? Atau mungkin karena dia seumuran saya? Nope, it's just because of her. Karena dia adalah dia.
"She's win DI!" (/‾▿‾)/
"Yap!" \(‾▿‾\)
"It's such a miracle. Somehow, I feel like God really wanna show this to me."
"Anggap saja begitu dist dan memang begitu."
"Dulu, waktu pertama kali dia cerita tentang 6 kali kegagalannya di audisi-audisi sebelumnya saat masih berada di babak 15 besar, aku pikir pasti ada yang salah sama juri-juri terdahulu. Tapi, sesungguhnya bukan itu."
"Dist.."
"Ya?"
"Tolong diganti kata sesungguhnya. Aku bacanya gimanaa gitu.."
(ˇ▽ˇ)-c<‾˛‾”) "Dilarang protes!"
(¬_¬")
"Sekarang aku mikirnya, memang sudah jalannya harus seperti itu. Memang dia harus gagal 6 kali dulu, baru bisa berhasil di hitungan yang ketujuh. Kegagalan yang mematangkan.."
"Sebenarnya bukan kegagalan dist, tapi penundaan. Mmm, bukan penundaan juga sih, memang dia harus melewati rute seperti itu dulu."
"Aku bener dong tadi kalau gitu?"
"Iya bener, tapi bukan kegagalan. Tanpa bermaksud kepintaran, aku punya teori kayak gini. Ini juga berdasarkan apa yang kita alami selama ini. Lihat deh gambar di bawah.."
"Hidup manusia secara garis besar hanya terdiri dari 2 bagian, awal dan akhir, yang aku beri tanda dengan titik hitam yang agak besar, eheh. Hidup manusia pada dasarnya juga hanya memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk kembali kepada Sang Pencipta atau singkatnya mati. Aku kasi tanda dengan panah panjang ke atas menuju akhir, sebagai gambaran arah yang sedang kita tuju, tempat akhir.Eh salah, bukan kita. Loe aja kali dist, aku enggak.." ƪ(‾▿‾)ʃ
"Ya ya ya.." (–˛ — º)
"Nah, diantara kedua titik hitam tersebut, aku kasi beberapa persegi, yang mungkin bisa diartikan sebagai tahapan-tahapan hidup yang bakal dilalui manusia, hingga dia sampai ke titik akhirnya. Tahapannya bisa berupa apa aja ya.. macem-macem, tergantung kehendak Tuhan. Tapi, bukan tahapan tumbuh kembang manusia, dari bayi hingga menua.
Di bagian samping, aku juga gambarin garis tipis melengkung sebagai perwakilan dari ilmu dunia dan akhirat yang digunakan sebagai alat untuk membantu kita mencapai tahap akhir."
"Ehm.. sounds delicious! Aku mikirnya gini sih DI, tahapan tersebut ada sebagai konsekuensi nafsu dan akal yang diberikan sama Tuhan. Kalau kucing kita di rumah, mungkin perseginya gak ada kali ya? Cuma ada dua titik, awal dan akhir, plus garis yang menghubungkannya. "
"Ya, karena kucing kan hidupnya gitu-gitu aja. Dari awal lahir, nyusu sama emaknya, udah gede' sikit gelut-gelutan sama kucing lainnya, makannya gak boleh kelewat, trus kawin, buncit perutnya, ber-anak, trus kawin lagi, ber-anak lagi, kawin lagi, ber-anak lagi, teruuuss sampai dia mati. Haaiihh.. makanya kadang aku suka heran, kenapa kamu kadang-kadang mau jadi kucing?" (¬,¬”)
"Aahhaaha.. Iiihh.. Itu kan cuma kalau aku lagi marahan sama kamuu.." (ˇ▽ˇ)-c<‾˛‾”)
"Haha, tapi ya tetap aja aku heran. Kenapa milih jadi kucing, gak jadi burung? Kan bisa terbang."
"Aku takut kalap DI. Aku takut nantinya aku terbang jauh dan ninggalin kamu.. Aku gak bisa hidup tanpa kamu.." (-̩̩̩-̩̩̩_-̩̩̩-̩̩̩)
"Iiigghh, adist ah! Aku mau muntah bacanya. Geli aku." (‾~‾“)
"Hahhaa.." (づ ̄ ³ ̄)づ
(" `з´ )_,/"(>_<') "Jangan mulai! duduk diam dulu, aku belum selesai.
Jumlah persegi dan jarak persegi, berbeda untuk setiap manusia. Itu rahasia Tuhan. Aku gak akan lanjutin, karena bukan kuasaku. Untuk setiap tahapan yang sudah dicapai, harusnya sih menambah kualitas dari manusianya untuk mencapai tahapan berikutnya. Jadi kira-kira gitu deh.. Yang mau aku bahas juga bukan ini sih sebenarnya. Cuma, sepertinya akan lebih enak, kalau segala sesuatu itu dimulai dari awalnya. Ya kan dist? Dist..? Yaah.. marah.."
"Lanjut.." (ˇ_ˇ")
"Nah, sekarang aku mau hubungkan cerita panjang lebar di atas sama Regina, sama kamu juga. Aku gambar lagi yaa.. Adist baik deh, jangan marah lagi dong.."
(ɔ ˘⌣˘)˘⌣˘ c)
(>ˆ▽ˆ)><(ˆ▽ˆ<)
"DI, nanti kita sambung ya! Aku mau ke rumah Takeshi dulu, daaa!"
0 komentar:
Posting Komentar