"Aduh.."
"Kenapa?"
"Kerupuknya nusuk ke gigi DI.. (╥_╥) sakiit.."
"Bagian pinggirnya yang keras itu?"
"Iya.."
"Tu la kan, orang sukak kali makan bagian yang pinggirnya dulu, yang keras, ntah apa gunanya.."
"Kok karena itu pulak?"
"Iya lah."
"Mana ada hubungannya!"
"Adaa laahh!"
"Gak ada!"
"Heh! Ni yaa ('˘ ³˘)―――C<―_-). Kalau kamu tadi makannya langsung aja makan bagian tengahnya, trus sikit aja makan bagian pinggirnya, bagian yang keras itu, mudah-mudahan gak akan ketusuk!"
"Ahh, karena ituu.. Kalau kamu bilang sebabnya karena itu, tetap masih ada kemungkinan gigi aku ketusuk DI.."
"Ya emang ada. Makanya aku bilang kan mudah-mudahan.. Lagian aku emang heran sama kamu Dist.."
"Aku tau, gak usah dibilang. Kebiasaan cara makan itu kan?"
"Iya. Kenapa sih masih tetap dipertahankan?"
"Ya namanya juga udah kebiasaan.."
"Kalau aku bilang sih enggak. Kamu ngarepin sesuatu dari cara makan kayak gitu. Ya kaan?"
"Enggaak.."
"Trus ngapain kamu selalu makan makanan dari bagian yang paling gak enaknya dulu, baru ke bagian yang enak? Kalau makan ayam, makannya dari daerah yang banyak tulangnya dulu, baru ke bagian yang penuh daging. Kalau makan telur dadar. Kamu makan dari pinggirnya dulu, bagiannya yang tipis, yang hanya kerak-kerak gitu baru daging telurnya yang tebal. Kalau makan ikan, kamu sibuk buangin semua tulangnya dulu, baru makan dagingnya. Nah, yang kerupuk mie bulat tadi, kamu makaan dulu semua bagian pinggirnya yang keras, yang bikin sakit gigi, baru kamu makan bagian tengahnya. Rata-rata kebiasaan kamu kalau makan semua makanan gitu, makan bagian yang gak enaknya dulu baru bagian enaknya."
"Hehe.. Gak tau.."
"Gak tau gak tau.."
"Mulut aku maunya gitu.."
"Bukan mulutmu Dist, tapi kamu."
"......"
"Aku tau Dist, filosofi pepatah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian itu bagus. Kamu bersakit-sakit dulu dengan makan yang gak enak dulu, trus baru bersenang-senang, makan makanan bagian intinya. Kamu mau nyamaiinnya dengan hidupmu kan? Atau kamu berharap suatu saat kamu bisa mendapat kesenangan yang setimpal atas semua usaha susah payah yang udah kamu buat. Somehow, menurutku emang ada bagusnya Dist. Tapi, ini gak sama Dist.. Ini makan. Cara kamu makan yang kayak gini, menurutku gak akan ngefek ke keberhasilanmu nanti.."
"Manaaa adaaa.."
"Udah gak usah ngeles. Mau kamu ngomong apa, aku pasti tau semua pikiranmu, semua isi hatimu. Kamu tu ribet bgt emang. Isi pikiranmu itu ntah apa aja. Kalau aku tadi bilang bagus cara makan yang kayak gini, ya emang ada bagusnya juga. Gak salah. Cuma sedikit tidaknya pasti buat kamu merana.. Iya kan?"
"Iya, dikit.."
"Bagusnya ya saat kamu berhasil melewati semua rintangan makan makanan bagian-bagian yang gak enak itu, pada akhirnya kamu bisa menikmati hasil jerih payah kamu dengan puas.."
"Tu laa kaan bagus.."
"Diam dulu, aku belum siap ngomong. Nah, masalahnyaa, kalau seandainya tiba-tiba abang atau Anggie, atau siapa aja datang dan ngambil bagian makanan kamu yang enak itu, yang dengan sangat sengaja pantang kamu makan dulu gimanaa? Atau tiba-tiba dicuri kucing waktu kamu ambil air minum? Atau tiba-tiba juga, datang gerombolan lalat hinggap di situ. Gimana? Sakiit kan?"
"Ya jangan gitulah skenarionya.."
"Yaa anggaplah kayak gitu. Aku kan memikirkan semua kemungkinan yang bisa terjadi. Lagian, skenario 1 dan 2 udah pernah kejadian kaan?"
"Ya.."
"Nah, ya udah.. Aku cuma pingin kamu sesekali merubah caramu Dist. Hal-hal yang mungkin gak terlalu bermanfaat, yang kalau dengan mengubah hal itu gak membuat kamu sakit atau gak mengurangi nilai apapun yang baik dalam kehidupanmu kenapa enggak? Ya kan.. Kamu ingat kan Anggie suka bilang, "kalau bisa senang-senang langsung, buat apa bersakit-sakit dulu?" Walaupun apa yang dibilangnya agak ekstrem menurutku. Gak terlalu cocok dengan falsafah hidupmu. Paling gak kamu gak usah sampai seperti apa yang kamu buat sekarang. Sebenarnya itu gambaran sih Dist. Gambaran salah satu cara kamu memaknai hidupmu, menjalani hidupmu. Kamu kurang bisa menikmati hidup kamu, bukan gak bersyukur ya. Kamu terlalu keras berpikir, gak bisa santai, gak bisa.. ya gitulah pokoknya, gak bisa nikmati hidup. Terlalu terbelenggu oleh tekanan yang sebenarnya kamu buat sendiri. Hal-hal yang sebenarnya bisa langsung buat kamu senang, kamu malah cari susahnya dulu.."
(⌣́_⌣̀)
"Jangan gitu terus dong Dist.. Coba deh pelan-pelan berubah. Coba deh ntar waktu kamu makan kerupuk yang kayak tadi, kamu makan langsung bagian tengahnya. Bagian yang paling renyah, paling garing. Bila perlu, semua bagian pinggirnya yang keras itu kamu buang. Gak perlu merasa bersalah, karena mungkin kamu ngerasa udah ngelanggar falsafah hidup kamu itu.. Coba nikmati aja, tanpa ada embel-embel apapun di pikiranmu.. Ya.. Lagian aku juga capek Dist. Kalau kamu makan dengan cara yang kayak gitu, aku juga jadinya ngikut. Makan bagian makanan yang gak enak dulu. Padahal aku udah ngiler bagian tengahnya dari tadi.."
"Ooohh! Jadi itu akhirnyaa? Kamu ngomong seluas samudera, itu ujungnya?!"
"Hahah, enggaklah. Kamu juga pasti tau, bukan itu tujuan akhirku kaan?"
"......... Iya..."
"Yo wes deh, makan tu nasinya. Gak boleh didiamkan terus gitu."
"......"
"Udah.. Sini aku suapin kalau enggak.. Hahah."
0 komentar:
Posting Komentar