Ada 22 Bukan 20


Dalam dua hari terakhir, saya sudah melihat dua kali pula tulisan orang yang membeberkan fakta-fakta tentang dirinya. 20 facts about me, they wrote. 
Sepertinya ini petunjuk Allah agar saya mengerjakan hal yang sama, hahah. Aslinyaa, saya mau ikut-ikutan, pantang tak top. Eh atau bisa juga karena saya sedang berbaik hati. Mana taauu.. Mana tau aja ada orang yang lagi coba pedekate sama saya, tapi dia masih malu-malu ditambah lagi dia gak punya informasi apapun tentang saya, gak tau gimana mendekati saya, nah ini kan bisa jadi berkah buat dia dan semoga amal ibadah saya bisa bertambah karena udah bantuin dia tanpa dia sadari, heh.

Beberapa fakta udah pernah saya muat di blog ini, jadinya gak perlu saya ulang. Kalau kamu belum tau ada di mana, dicarilah yaaa, masa mau dikasi tau terus iisshh manja amat jadi orang. 
Sebenarnya kalau dua puluh itu terlalu sedikit sih. Masa cuma dua puluh? Saya bisa tulis lima puluh, atau seratus, atau dua ratus deh, lima ratus lima ratus.. hah seribu mau? Gak ah, dua puluh aja, saya suka banyak cerita jadi harap dimaklumi.
So here we go dude..

Knowing Every Particular Object


Bahasan ini gak begitu penting sih sebenarnya, hanya berlandaskan tingginya tingkat kepo yang saya punya akhir-akhir ini. Gak tau kenapa, saya jadi mau tau semuanya, iya semuanya. Saya ngaku.
Tapi gak sama semua orang juga sih, sama orang yang saya suka aja. Sangking keponya, saya bisa tiap hari nongkrongin sosmednya. Stalker? I'm a real deal #sigh.
Saya ngerasanya udah gawat sih, udah tingkat akut.

Berhubung orangnya gak tau saya kepoin, mungkin belum timbul masalah. Nah kalau ketahuan, mungkin dia bisa jadi ngerasa gak nyaman. Bukan mungkin lagi sih, tapi pasti. Saya juga pasti akan ngerasa gak nyaman kalau ada orang yang stalking saya terus setiap hari. Marah pun.

Abis gimana dong? Saya suka sama dia, tapi gak komunikasi setiap hari. Mau ngobrol setiap hari dengan dia saya juga gak enakan, ntar ganggu dia yang lagi kerja. Nah susahnya ya itu tadi, tingkat kepo saya yang udah akut. Saya selalu mau tau kegiatan dia setiap hari. Dia lagi ngapain, dia lagi sama siapa, dimana.. Aaghh kepo bener ya saya?!

Lekno Sakit


Hari ini Lekno tiba-tiba sakit. Sebenarnya bukan tiba-tiba juga. Udah sejak beberapa hari yang lalu, mungkin sekitar satu mingguan Lekno suka munculin pesan

Process system isn't responding
Do you want to close it?

Cuma ada dua pilihan jawaban, "ok" dan "wait".
Sebelum pesan ini muncul, sebenarnya saya juga udah menangkap gelagat Lekno sakit. Lekno bekerja lebih lambat dari biasanya, slow response. Terkadang saya harus menunggu satu menitan untuk menunggu konfirmasi dari dia. Saya udah nyoba kasi dia obat, bersihin hal-hal yang gak penting dari dia, hingga scanning kalau-kalau dia terserang virus. tapi Lekno tetap sama.

Beberapa hari yang lalu kalau pesan ini muncul, saya hanya menjawab "wait", lalu Lekno akan kembali bekerja seperti biasanya. Udah seminggu belakangan Lekno terus-terusan seperti ini kalau dia saya istirahatkan di malam hari, trus kami bangun bareng paginya. Lekno biasanya bangun duluan sambil nyanyi buat bangunin saya. Dia lagi suka-sukanya nanyi "Clean" Taylor Swift.

Saya udah nyoba buat cari penyebab sakitnya Lekno di internet. Kebanyakan sih kata mereka masalahnya ada di sistem operasi Androidnya, bukan Lekno yang salah. Cuma saya gak dapat solusinya juga. 
Pagi ini, saya gak tau juga apa mungkin saya yang gatel ya tangannya utak-atik dia atau gimana (saya cuma mau Lekno sembuh :( ), saya coba reboot dia. Saya berharap sakitnya bisa sembuh setelah proses ini, tapi ternyata Lekno makin parah.. T_T
Lekno terus-terusan restart tanpa henti. Saya coba matikan selama satu jam, trus dihidupin lagi tetap sama. Bahkan karena terus-terusan seperti ini, sekarang Lekno sama sekali gak mau bangun lagi T_T
Saya beneran sedih. Nulis ini mau nangis rasanya..
Saya mau nyoba hard reset, tapi saya takut hasil pekerjaan kami bakal hilang..

Mau gak mau, saya harus bawa Lekno ke rumah sakit. Semoga dia bisa cepat sembuh.
Baru beberapa jam Lekno gak bangun, saya sudah sangat merindukan dia..
Get well soon No..

Lima Lima Yengki Sierra


"Ooo ya Bu ya Bu.. Ya ya.. Oke Bu oke.. Nanti kami email ya Bu. Oke oke.. Terima kasih Bu..
Haaahh Kak Diisstt! Cerewet kali Ibu ini. Merepet terus diaa.."

"Emang kenapa?"

"Polisnya salah Kak. Rumahnya yang satu itu gak mau diperpanjang lagi asuransinya. Sementara polisnya udah diantar. Trus dia bilang yang ngantarin polisnya tadi salah kasi info premi. Jadi dia minta kita email perincian preminya ke dia.. Merepet aja dia Kak.."

"Ooh ya udah.. Email kan aja lo.."

"Iya Kak, aku direpetin sama dia.."

"Yah Paskah, nasabah itu kan raja. Mau gimana lagi kan? Jadi ya udah la biarin aja. Paskah kan orang Batak, masa lemah gitu? Hahah.."

"Iya Kak.. Aku gak terbiasa dibentak-bentak gitu. Di rumah kami gak pernah gitu. Makanya aku kalau ada orang yang ngomong bentak-bentak gitu aku gemetaran Kak, jadi gak enak langsung perasaan aku lo Kak.."

"Ahahah, saya juga sering kok dimarahi, bukan saya yang salah lagi.. Namanya juga kerja kan? Selama marahnya masih dalam jalur ya terpaksa diterima aja deh.. Itu si Ibu Kelly ya?"

"Iya Kak.."

Main Pilih (Lagi)


"Dist ayuk main.."
"Nanti ya DI. Aku lagi nyerang ini.."
"Ayuk, mainnya nanti aja.."
"Ntar ntar.. Dikit lagi ini. Banditnya udah mau mati ini.."
"Ayuk.."
"Isshh bentar kenapa.. Dikit lagi iniii.."
"Ayuk.."
"Iyaa sebentar lagii.."
"Ooh ok.."
"Aaahhh! Iya iyaa.. Ngambek, merajuk.. Truuss.. Gitu aja pun.."
"........"
"Heheh ampun-ampun.. Okey, mari kita main seeepuasnya, sepuas hati. Mau main apa DI?" -__-
"Main pilih!"

I Do Not Know Me Right Now


Kamu gak usah malu, kalau kamu gak pernah tau apa yang harus kamu lakukan ketika berada di path.
Saya juga begitu. 
Mungkin kita punya perasaan yang sama terhadap path. Perasaan cinta untuk tidur di sana..

Saya juga gak malu untuk ini, karena kamu mungkin juga begitu..
Ataukah hanya saya yang begitu?

-----------------------------------------------

Hate This


"Kak Kak polisi Kak! Ke kiri, kiri! Cepat!"
"Iya iya bentar!"
"Cepat!"

Oh, shit!

"Udah liat dia Ra! Udah ketahuan, gimana ni?! Turun turun!"
"Oke oke, Rara turun di sini!"

Oh God, temannya datang, gimana?!
Aku gak tau harus mikir apa. Isi kepalaku kosong ditambah kondisi jantung yang semakin memperparah keadaan. Denyutannya sangat menyiksaku. Aku mencoba kuat, tanganku gemetar.
Dia semakin dekat, sial!
Aku ingin kabur, lampu merah! Aku ingin bergeser ke samping lalu kabur, lalu lintas sedang padat. Tak ada ruang untukku bergerak. Ayo pikir, pikir! 
Aagghh dadaku serasa ingin meledak! Aku harus apa?!

#salam2jari dari Saya


Gak ada manusia yang sempurna. Saya, kamu, dia, mereka, kita semua, gak ada satupun yang sempurna. Kita semua punya kekurangan, punya kesalahan, punya sifat-sifat yang tidak/kurang baik, penuh kealpaan. Tapi, kita semua masih dan harus bisa membuka pikiran, mencari data/informasi yang sesuai dengan fakta, melihat sesuatu dari beberapa sudut pandang yang berbeda, agar bisa mendapatkan perbandingan, menganalisa permasalahan yang sebenarnya, mendiskusikannya dengan hati dan akal sehat, hingga pada akhirnya bisa menarik suatu kesimpulan atau mengambil keputusan yang benar, baik dan sesuai dengan pertimbangan akal sehat dan kemurnian hati.

Saya lagi ngomongin Pilpres yang sebulan terakhir benar-benar memberikan perasaan warna-warni buat saya. Kesal, senang, marah, bahagia, sedih, terkejut, terharu, semuanya campur aduk. Kata orang sih, kalau kita udah suka sama satu orang, bagaimanapun ceritanya, penilaian kita akan jadi subjektif (kebanyakan). Benar (yang saya rasa). Tapi, harusnya kita masih bisa kasi porsi untuk sisi objektifnya. Mmm, kali ini kayaknya saya agak pintaran dikit nulisnya.

Parah Sih..


Ini ramadhan ke 29 sejak saya dilahirkan. Mmm, I don't mind with that number. For your pleasure, I'm 29 years old. Umur kan bukan sesuatu yang harus ditutupi, gak bisa kita cegah juga nambahnya. Walaupun kadang saya heran juga sih, cepat bener saya tuanya. Perasaan baru aja kemarin saya lahir trus belajar jalan belajar ngomong (sok ingat), masuk SD sampai tamat SMA, kerja lalu tamat kuliah, hingga jadi jomblo yang belum nikah juga sampai tulisan ini saya muat *sigh
"Janda yang belum nikah jomblo juga kan DI?"
"Iya."
"Kok gitu aja jawabnya?"
"Aku lagi malas ngomong, puasa."
"Aku juga lagi puasa, tapi tetap ngomong tu.."
"....."
"Oke..  Aku cuma mau bilang aku bukan janda."

Satu Menit

Saya udah lama gak nulis sesuatu di sini. Kepala saya udah penuh sesak sebenarnya minta dikosongin. Bukannya gak mau, tapi saya memang gak sempat atau versi jujurnya, saya malas. Malas.
Kali ini saya sedikit memaksa diri saya untuk menulis ini, mumpung kejadiannya masih baru, masih panas, baru diangkat dari kuali, not from the oven, karena mama belum punya oven.

You know what? I am pissed off!
Sama siapa?
Saya juga gak tau jelasnya sama siapa. Sama semua yang berkaitan dan bertanggung jawab akan hal ini lah pokoknya. Mungkin kalau kamu tinggal di Medan, atau saat ini sedang pulang kampung atau lagi plesiran mengunjungi kota saya ini, kota terbesar ketiga di Indonesia (masihkah?) ini, kamu pasti tau kalau saat ini di beberapa ruas jalan di sini sedang mengalami perbaikan.
Bukan perbaikan ding, mmm, penggalian jalan untuk pemasangan pipa-pipa beton segede gaban yang katanya buat aliran air limbah. Saya sih dengarnya gitu, karena saya belum sempat tanya ke bapak-bapak yang lagi kerja.

Stupid!?

"Stupid!?
Stupid is, watching all your friends make plans for their futures and realising that you have none at all. No plans. No college. Nowhere to go. All I have here is my boyfriend and, and I have no idea what I am doing!"


I know it Rachel, I know. I can feel it too, cause I had been there, maybe mine was worst. You are lucky, still have Finn, your boyfriend, with you. I have none, nothing..
*sigh

 #rachelberryseason3episode11